Puisi Islami Ramadhan


Oleh : Taufiq Ismail


Disini, terlalu mendongak berharap terwujud berbuka berjama’ah,
dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
Seperti punguk merindukan bulan,
tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
manis lantunan pujian menyebut nama-Mu,
kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.


Target tilawah penuh, jauh…


Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.
Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.


Ramadhan datang dan kembali
wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
tidak terbukti dalam sikap.


Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku dalam kubangan dosa dan salah,
jerit jiwa raga sebatas memberontak.


Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.


Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.


Ya Allah!
Aku diantaranya…



Sumber : https://googleweblight.com/i?u=https://julismail.staff.telkomuniversity.ac.id/puisi-ramadhan/&hl=id-ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *