Madihin Kesenian Khas Kalimantan Selatan

40217 Madihin

Hai, Sobat Pio! Apakah kalian tahu tentang madihin? Seni madihin merupakan salah satu bentuk sastra tradisi (sastra lisan) oleh masyarakat Kalimantan Selatan dijadikan kesenian khas daerah yang berisi syair dan pantun yang dinyanyikan. Kata madihin berasal dari kata madah yang artinya adalah pujian. Syaratnya yaitu nasehat yang bermanfaat dan diselingi dengan humor yang segar. Serta dapat mengikuti perkembangan zaman dan kondisi pada saat ditampilkan, termasuk selera penontonnya.

Syair Madihin adalah jenis puisi lama dalam sastra Indonesia karena menyajikan syair–syair yang berasal dari kalimat akhir yang bunyinya bersamaan. Madah juga diartikan sebagai kata–kata pujian, karena syair dan bait madihin berupa pujian. Madihin menurut arti lain dalam bahasa Banjar adalah papadahan atau mamadahi. Dalam bahasa Indonesia artinya memberi nasihat, oleh karena itu isi syair dan pantun berupa nasehat.

Lahirnya madihin banyak dipengaruhi oleh kesenian Islam, yaitu kasidah dan syair yang bercerita dengan dibacakan oleh masyarakat Banjar. Fungsi madihin dalam acara perkawinan yaitu sebagai hiburan, namun di dalamnya juga berfungsi sebagai nasihat, media informasi, pengarahan agama, dan media hiburan untuk mengumpulkan masyarakat. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi seni berpantun Banjar adalah Terbang Madihin, yaitu alat musik semacam rebana atau gendang.

Biasanya, kesenian madihin dipertontonkan pada malam hari, namun di masa sekarang juga bisa dilakukan di siang hari sesuai permintaan. Madihin biasanya dipertontonkan selama 1 hingga 2 jam. Jika dulu madihin biasa diterapkan di tempat terbuka, seperti halaman atau lapangan yang lapangan yang luas, dengan panggung ukuran 4×3 meter, sekarang madihin sering dipertunjukkan di dalam gedung pertunjukan.

Menurut Syukrani (1994:9) struktur baku permainan madihin adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan.

Pembukaan yaitu melantunkan sebuah sampiran pantun yang disebut membawakan Hadiyan yang diawali terlebih dahulu dengan pukulan terbang pembukaan.

2. Memasang tabu

Memasang tabu yaitu membawakan pantun yang berisi penghormatan terhadap penonton, ucapan terima kasih, minta maaf jika ada kesalahan atau kekeliruan ketika membawakan pertunjukan.

3. Menyampaikan isi

Bagian ini disebut juga dengan manguran, yaitu menyampaikan pantun yang isinya selaras dengan tema pergelaran madihin. Sampiran pantun di dalam pembukaan harus selaras dengan isi yang akan disampaikan oleh pamadihinan.

4. Penutup

Penutup yaitu menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan isi yang sudah disampaikan. Pada bagian penutup ini juga membawakan kata penghormatan kepada penonton, serta mohon pamit dan di tutup dengan membawakan sebuah pantun penutup.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai Madihin yang merupakan kesenian khas Kalimantan Selatan berisi syair dan pantun yang dinyanyikan. Sekarang kalian menjadi tau apa itu Madihin. Semoga bermanfaat ya Sobat Pio, sampai jumpa di edisi selanjutnya.(RED_ANS)

 

Sumber : https://m.rri.co.id

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *