Generasi Tanpa Sejarah

Sani Mulyaningsih 21 September 2020 Era.id Berita Ke 1

Hai Sobat Pio! Indonesia patut bersyukur untuk seluruh sejarah yang dimilikinya. Oleh karena itu, Indonesia mendapat banyak pelajaran yang menjadi acuan untuk kehidupan masa sekarang dan masa depan. Perjuangan masyarakat Nusantara dalam mempertahankan tanah air seharusnya selalu diingat agar Bhinneka Tunggal Ika tetap terjaga. Pemikiran para tokoh terdahulu di zaman yang belum canggih seperti sekarang, ternyata bisa menyatukan Indonesia yang tidak satu daratan. Bahkan saat pendidikan tidak semudah saat ini, pahlawan tanah air mampu menumbuhkan semangat juang pada generasi muda. Salah satu contohnya adalah Tuanku Imam Bonjol yang membangkitkan rasa semangat juang kepada Mohammad Hatta untuk ikut campur tangan memerdekakan tanah air.

Roeslan Abdul Ghani mengatakan, “Bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, terdiri dari penglihatan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan”. Dengan demikian, mempelajari peristiwa sejarah akan selalu terkait oleh waktu yang terus bergerak dari masa lalu ke masa depan, serta melahirkan peristiwa baru dengan perjalanan sejarah yang tidak pernah berhenti. Peranan sejarah tentunya sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa sejarah, manusia tidak mempunyai pengetahuan tentang dirinya, terutama dalam proses ada dan mengada, sehingga mereka tidak mempunyai memori atau ingatan dan tidak bisa dituntut oleh suatu tanggung jawab. Untuk itu, manusia yang mempunyai rasa tanggung jawab harus menyadari kedudukan sejarah sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan, terutama dalam bermasyarakat dan bernegara.

Perubahan kehidupan dari berbagai hal mengubah cara pandang masyarakat tentang sejarah. Tidak bisa dipungkiri, perkembangan zaman yang semakin maju membuat manusia enggan melihat ke belakang. Hal ini menjadi penyebab kurangnya pengetahuan tentang sejarah pada generasi muda. Sebagai negara berkembang, Indonesia seharusnya menekankan aspek sejarah pada kehidupan bermasyarakat, khususnya pada generasi muda. Terlebih saat ini sudah dikembangkan kurikulum yang berasaskan karakter siswa. Memang sebaiknya pengetahuan tentang sejarah dipelajari pada siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Untuk itu, menumbuhkan kesadaran tentang sejarah pada generasi muda lebih dari sekadar retorika yang dimulai dari hulu ke hilir. Sistem evaluasi dapat menjadi aspek yang berperan penting dalam pengajaran sejarah pada siswa.

Nah, di era globalisasi yang semakin canggih akan teknologi yang futuristik ini, tidak menjadikan generasi muda lupa akan pentingnya memahami perjalanan sejarah. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan semangat juang yaitu dengan memanfaatkan daya kreativitas di media sosial. Dari sanalah, muncul kesadaran sejarah bagi anak-anak muda sebagai calon pemimpin bangsa. Semoga artikel kali ini bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya, ya Sobat Pio. (RED_SSS)

Sumber : https://radarkudus.jawapos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *