Tari Seblang


Hai, Sobat Pio! Tahukah kamu apa Tari Seblang itu? Tari Seblang adalah tradisi sakral yang digelar pada awal bulan Syawal, biasanya dimulai sejak 3 Syawal. Hingga saat ini ada ada dua wilayah yang menyelengarakan tari Seblang, yaitu Desa Olehsari dan Bakungan. Dua wilayah tersebut berada dalam Kecamatan Glagah, namun tradisi yang dijalankan kedua wilayah ini memiliki sedikit perbedaan walaupun namanya sama, yaitu Seblang. Sehingga muncul, Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan yang memiliki tujuan sama.

Tari Seblang yang merupakan ritual adat digelar sebagai ritual bersih desa suku Osing di Banyuwangi. Upacara ini dilakukan selama tujuh hari berturun-turun.Tari Seblang juga merupakan tradisi ritual untuk bersyukur kepda Alloh SWT. Tarian ini sebagai bentuk permohonan supaya seluruh warga desa diberi kedamaian, ketenangan, keamanan, dan kemudahan untuk mendapatkan rezeki yang halal serta dijauhkan dari marabahaya

Penari Tari Seblang merupakan turunan dari penari sebelumnya yang dipilih oleh dukun setempat, secara supranatural. Bahkan sinden dan pemain gamelan masih memiliki hubungan darah dengan penari sebelumnya. Penari menari dengan iringan gamelan dan nyanyian yang dibawakan oleh sinden. Setelah itu akan digelar pembagian kembang tujuh rupa yang konon dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan membuang sial.

Penari akan menggunakan semacam mahkota yang disebut omprog terbuat pucuk daun pisang kapok yang dihiasi berbagai bunga yang berbau wangi. Proses pembuatan omprog secara magis dengan pembakaran dupa sebagai pelengkapnya. Kemudian, mahkota dipasang melingkar di kepala penari hingga menutup sebagian wajah penari. Tetua adat akan mengasapi penari Seblang dengan dupa sambil mengucapkan sejumlah mantera supaya roh leluhur masuk ke dalam tubuh penari. Proses masuknya roh diiringi dengan Gending Lukinto. Gending ini dipercaya masyarakat untuk mendatangkan roh halus dalam ritual Seblang.

Nah itu tadi penjelasan tentang Tari Seblang, kita sebagai sebagai bangsa Indonesia harus bangga akan tradisi yang ada. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat untuk Sobat Pio dan sampai jumpa di artikel selanjutnya (RED_RMA)

Sumber : https://kompas.com

Alat Musik Angklung


Hai, Sobat Pio! Pada artikel kali ini akan membahas tentang sebuah alat yang sudah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada bulan November 2010. Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Alat musik ini banyak ditemui di daerah Jawa Barat.
Angklung dahulunya berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan. Kata “Angka” yang berarti nada dan “Klung” yang memiliki arti pecah. Sehingga, angklung dapat diartikan sebagai nada yang pecah atau tidak lengkap. Sebelum menjadi sebuah alat musik, angklung pada zaman dahulu digunakan sebagai upacara atau ritual keagamaan pada masa kerajaan Hindu.
Alat musik angklung terbuat dari potongan-potongan bambu yang berjumlah 2-4 dalam bentuk tabung. Kemudian, potongan bambu tersebut dirangkai menggunakan rotan sesuai dengan tinggi dan rendahnya nada yang dibutuhkan. Setelah potongan bambu tersebut dirangkai menggunakan rotan, selanjutnya potongan tersebut akan diukir dan dipotong untuk menghasilkan sebuah nada tertentu. Karena potongan dan sususan itu, maka sebuah angklung dapat menghasilkan suara yang berbeda sesuai keinginan dari pengguna dan pembuatnya.
Beberapa jenis alat musik angklung, diantaranya adalah Angklung DogDog Lojor, jenis angklung ini biasanya digunakan untuk mengiringi para petani atau masyarakat saat akan bercocok tanam. Kemudian ada Angklung Kanekes, seperti Angklung DogDog Lojor yang digunakan untuk bercocok tanam angklung ini juga digunakan untuk menanam padi di daerah Banten. Angklung Gubrag, berada di daerah Bogor dan digunakan pada saat acara melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Terakhir ada Angklung Padaeng, yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu angklung melodi dan angklung akompanimen.
Tidak hanya pada jenisnya, angklung juga memiliki beberapa cara untuk dimainkan seperti kurulung (getar), cetok (sentak), dan tengkep. Setelah mengetahui tentang alat musik angklung, apakah Sobat Pio tertarik untuk mencobanya? Karena angklung tidak hanya diciptakan saja kemudian dapat diakui oleh UNESCO tapi juga harus dapat dilestarikan. Sekian artikel hari ini, semoga dapat bermanfaat bagi Sobat Pio, ya.(RED_ALY)

Sumber : https://disdik.purwakartakab.go.id/

Sejarah Wayang Golek dari Sunda, Jawa Barat


Hai, Sobat Pio! Ketika mendengar mengenai wayang golek, secara langsung kita sepakat menamainya sebagai salah satu warisan kebudayaan sunda. Seni pertunjukan wayang trimarta atau tiga dimensi ini sangat banyak dijumpai di wilayah jawa barat, mulai dari daerah Banten sampai Cirebon, atau bahkan daerah perbatasan dengan Jawa Tengah masih sering dipertunjukan kesenian ini.

Wayang golek sendiri merupakan sebuah tokoh pewayangan yang terbuat dari boneka kayu yang dicat sedemikian rupa, pertunjukan wayang golek biasanya digunakan sebagai media untuk bercerita, edukasi, ataupun sarana dakwah melalui kisah sejarah jawa, tentang islam, mahabharata, dan lain-lain. Pada masa sekarang ini, wayang golek sudah mulai termakan oleh modernisasi, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa wayang golek merupakan seni rakyat yang sangat penting dan memiliki nilai sejarah. Untuk mencintai budaya wayang golek kita perlu mengenal lebih jauh kesenian ini melalui sejarahnya.

1. Sejarah Asal-Usul Wayang Golek

Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wayang kulit, Sejalan dengan itu berkenaan penyebaran wayang di Jawa Barat adalah pada masa pemerintahan Raden Patah dari kerajaan Demak, kemudian disebarluaskan para Wali Sanga. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pagelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk memperluas penyebaran agama Islam

2. Perkembangan Wayang golek Berbahasa Jawa

Seiring kehadiran wayang golek di babad jawa pada sekitar 1548 Sunan Kudus memperkenalkan budaya wayang yang terbuat dari kayu, yang kemudian disebut sebagai wayang golek. Karena wayang golek sendiri adalah hasil dari perkembangan wayang kulit. Sunan kudus membuat wayang dari material kayu yang kemudian dipentaskan pada saat siang hari. Pendapat tersebut diyakini sebagai awal munculnya kesenian wayang kayu yang lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara Pulau Jawa pada awal abad ke-17 dimana kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa yaitu kesultanan Demak tumbuh disana. Menurut legenda yang berkembang disinilah Sultan Kudus menggunakan wayang golek dengan dialog bahasa jawa sebagai media untuk menyebarkan islam dimasyarakat.

3. Perkembangan Wayang Golek Modern

Dalam perkembangan wayang golek, pada awal tahun 70-an seni pertunjukan ini mulai menghadirkan bintang pesinden yang terkenal yang bahkan ketenaranya melebihi seorang dalang. Pesinden pada saat ini menjadi wajib dalam pagelaran wayang sebagai pelengkapan percakapan dalang melalui para lakon wayang. Bagi seniman wayang yang masih tetap mempertahankan nilai tuntunan, mereka tetap berupaya mengembangan daya kreatifitasnya melalui keseimbangan antara penggarapan segi tontonan yang menuntun penikmatnya. Wadah, perangkat kasar, meliputi penggarapan unsur-unsur pedalangan (penggarapan tokoh, lakon, alur, sastra pedalangan, sabet, iringan, dan lain-lain).

Sekian penjelasan mengenai sejarah seni wayang golek di Indonesia, semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RHN)

Sumber: https://ilmuseni.com

Sejarah Seni Tari di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Kalian tau tidak asal mula tari berasal? Jadi gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di dalam ruang dan waktu tertentu yaitu seni tari. Di Indonesia, seni tari telah ada sejak zaman prasejarah. Pada masa prasejarah, tarian-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki meski masih sederhana. Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak yang ritmis dan indah.

Pada masa kerajaan Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Bahkan berkembang pesat hingga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan dan upacara adat. Sementara itu, di era kerajaan Islam, seni tari digunakan untuk menyebarkan agama dengan mempertimbangkan sejumlah hal. Jika ada yang tidak sesuai maka akan diubah.

Sejarah perkembangan seni tari di Indonesia dapat dibagi ke dalam 5 masa, yaitu:

1. Zaman Prasejarah

Pada era ini, manusia belum mengenal tulisan. Mereka hidup secara berkelompok dan berpindah-pindah sambil bercocok tanam. Kepercayaan yang dianut seperti animisme, dinamisme, dan ateisme. Di masa itu, tari-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki walaupun masih sangat sederhana. Lalu, mereka juga telah mengenal instrumen sebagai pengiring tarian. Seni tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat, sehingga bentuknya terlihat sangat sederhana, gerak dan iringan tari sederhana, riasannya dominan berwarna putih, hitam, dan merah, tidak ada norma-norma yang mengatur gerak tari, sekedar memenuhi untuk pelaksanaan upacara, gerak tari fokus pada kaki dan tangan

2. Zaman Indonesia-Hindu

Pada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah dengan penduduk pribumi. Kehidupan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, terutama pada masa Kerajaan Singasari, Kediri, tumpel, dan Majapahit. Hal tersebut menjadi penyebab perpaduan tari India dan budaya yang ada pada kerajaan-kerajaan masa itu. Ketika masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kutai, perkembangan seni tari mengalami kemajuan yang pesat dan jadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Bentuk gerak disusun selaras dengan kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para dewa.

3. Zaman Indonesia-Islam

Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pengaruh agama Islam mulai menyebar. Para penyebar agama Islam mulanya kesulitan dalam menarik simpati masyarakat, sehingga mereka menempuh cara dengan memadukan budaya Islam dengan budaya yang telah ada, yaitu budaya Hindu. Seni tari yang dipakai oleh penyebar agama Islam tidak jauh berbeda dengan zaman Indonesia-Hindu. Pada perkembangannya, jenis tari yang berasal dari zaman Indonesia-Hindu tetap terpelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ajaran. Apabila ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka akan diubah. Beberapa fungsi seni tari disesuaikan mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang telah menganut ajaran agama Islam. Penyebar agama Islam, Sunan Kalijaga menciptakan beberapa jenis topeng untuk melengkapi jenis topeng yang telah ada sejak zaman Majapahit.

4. Zaman Penjajahan

Pada era kolonialisme atau penjajahan, seni tari banyak mengalami kemunduran. Suasana tersebut membawa penderitaan bagi rakyat, sehingga diabaikan dan bukan menjadi salah satu kebutuhan dalam masyarakat. Hanya di lingkungan tertentu saja seni tari masih terpelihara dengan baik, seperti di istana atau Keraton. Pemeliharaan seni tari itu bertujuan untuk menyambut tamu raja, sebagai rangkaian acara pernikahan putra dan putri raja, penobatan, hingga jumenengan raja.

5. Zaman Setelah Kemerdekaan hingga Sekarang

Setelah pasca kemerdekaan, seni tari mengalami perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan zaman sebelumnya. Banyak jenis-jenis tari mulai kembali ditekuni, seperti tarian untuk upacara adat daerah, tarian sebagai upacara keagamaan di Bali, dan tarian hiburan untuk melepas lelah.

Nah itu tadi adalah penjelasan sejarah seni tari di Indonesia. Sekian artikel hari ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_PLP)

Sumber: https://www.detik.com 

Akibat Perkembangan Zaman Kebudayaan mulai pudar


Hai, Sobat Pio! Kabar buruk, karena zaman sekarang para generasi milenial sudah mengesampingkan kebudayaan. Padahal kebudayaan itu penting untuk jati diri suatu daerah, coba Sobat Pio bayangkan jika suatu daerah kehilangan kebudayaan nya? Akan berdampak buruk kan.

Nah, perlu kita ketahui terlebih dahulu nih Sobat Pio. Kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, dll. Kebudayaan dapat terbentuk karena adanya kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang menghasilkan nilai positif. Masih sedikit sekali pengetahuan generasi milenial tentang kebudayaan yang ada di daerah mereka. Apa Sobat Pio tahu, kesenian Ujungan itu apa dan dari mana kesenian Ujungan itu berasal? Mungkin akan kita bahas sedikit pada artikel kali ini.

Ujungan adalah sebuah tradisi berupa tarian pukul – memukul yang ada di Jawa barat, Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi Ujungan ini dilakukan dengan cara mengadu dua orang dan mereka harus saling memukul satu sama lain dengan sebuah rotan dengan diiringi musik gamelan. Kegiatan ini adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat untuk ritual meminta hujan pada saat musim kemarau tiba, agar hujan turun konon katanya masyarakat setempat yang mengikuti festival tersebut harus memukul sebanyak mungkin bahkan, sampai mengeluarkan darah sekalipun sehingga bisa dikatakan berhasil untuk meminta hujan itu turun. Sebenarnya, tradisi Ujungan ini telah ada sebelum Belanda datang ke Indonesia. Pada tahun 1950, tradisi Ujungan ini berkembang menjadi ajang pencarian pendekar beladiri. Siapapun yang memenangkan pertarungan ini, maka status sosialnya akan naik.

Kesimpulannya Sobat Pio, kita sebagai generasi muda sudah menjadi keharusan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Simpel nya saja agar kebudayaan – kebudayaan tersebut tidak berhenti digenerasi kita saja, bahkan bisa berdampak negatif untuk generasi yang akan datang. Jangan sampai kita biarkan kemajuan zaman semakin menggerus dan menyebabkan hilangnya kebudayaan yang ada. Kita bisa saja membuat konten di platform yang banyak tersedia dan dapat diakses oleh banyak orang. Sekian dulu untuk artikel kali ini, dan mohon maaf jika ada salah kata dalam penyampaian informasi.(RED_AYD)

Sumber : https://www.kompasiana.com/

 

Memperkenalkan Budaya Indonesia di Era Digital


Hai, Sobat Pio! Keberagaman budaya Indonesia bukan lagi hal yang asing di mata dunia. Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat banyak dengan ciri khas di setiap wilayahnya. Keberagamaan budaya ini tidak lepas dari sepak terjang para pendahulu bangsa yang terus melestarikannya, agar bisa dinikmati sampai sekarang. Berbicara tentang keberagaman budaya Indonesia, di era digital yang serba canggih ini, masa di mana informasi dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat menggunakan teknologi digital yang terhubung dengan saluran internet. Kesempatan ini merupakan kesempatan emas yang sangat bisa dimanfaatkan untuk dapat memperkenalkan dan lebih melestarikan budaya yang katanya sudah mulai padam.

Apakah Sobat Pio tau era digital yang terjadi sekarang merupakan bentuk adaptasi menuju era normal yang baru. Menuju dunia yang serba canggih tapi seni tradisi yang menjadi identitas bangsa Indonesia tidak boleh mati. Keberagaman seni budaya yang menjadi ciri khas di setiap daerah. Sudah menjadi kewajiban setiap bangsa untuk terus mencintai dan melestarikannya.

Platform media sosial yang bisa digunakan untuk branding sangatlah banyak lho Sobat Pio, mulai dari Instagram, Blog, YouTube, Facebook, Tiktok, Twitter, dan lainnya. Namun hal ini juga tidak bisa berjalan mulus tanpa dukungan masyarakat hingga pemerintah. Berikut beberapa tahapan yang bisa kita lakukan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di era digital ini :

1. Share yaitu membagikan pengalaman tradisi menarik di sekitar tempat tinggal

2. Promotion yaitu menawarkan produk khas yang dimiliki daerah

3. Study yaitu mempelajari dan mengikuti budaya lokal lebih dalam

4. Branding yaitu menjadikan budaya asal sebagai identitas

5. Collaboration yaitu mengkolaborasikan budaya dengan teknologi dan media

6. Fasilitator yaitu membantu memberikan jalan dan tempat bagi para pegiat seni di media digital

Kemajuan teknologi bukanlah cara kita untuk tidak melestarikan kebudayaan, budaya adalah identitas, maka kewajiban kitalah untuk menjaganya. Mari kita sama-sama terus jaga kelestarian budaya yang dimiliki Indonesia. Agar tetap abadi dan dapat terus dinikmati. Era digital ini, harus membawa dampak positif bagi penerus bangsa, untuk tetap berusaha dan berjuang menjaga budaya yang dimiliki Indonesia agar tetap lestari. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_ANY)

sumber : https://digitalbisa.id

 

 

 

 

Tradisi Lukat Geni


Hai, Sobat Pio! Setiap Provinsi, Kabupaten, ataupun Kota yang terdapat di nusantara pasti memiliki tradisi, seni, budaya yang unik dan beranekaragam. Tradisi itu sendiri muncul karena warisan budaya dari para leluhur. Nah, kali ini kita akan membahas salah satu budaya yang ada di Bali.

Selain objek wisata dengan pemandangan yang indah, Bali juga memiliki keunikan budaya yang menambah minat kunjungan wisata ke pulau ini. salah satu tradisi yang ada di Bali dan masih dilestarikan oleh masyarakat adalah tradisi Lukat Geni sebelum pengerupukan atau disebut perang api. Tradisi ini dirayakan oleh jama’ah puri setempat.  Pelaksanaan ritual ini adalah pada malam pengerupukan, lebih tepatnya sehari sebelum hari raya nyepi.

Tradisi Lukat Geni sempat vakum cukup lama dan mulai dilestarikan kembali beberapa tahun terakhir untuk menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur. Akan tetapi Sobat Pio, sebenarnya arti dari lukat geni itu sendiri apa sih? Jadi, Lukat Geni berasal dari kata “lukat” atau melukat yang memiliki arti membersihkan dari kotoran baik lahir ataupun batin, sedangkan istilah “geni” artinya adalah api. Lukat Geni itu sendiri merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali sebelum pengerupukan yang bertujuan untuk melepaskan ataupun mengurangi kotoran dengan sarana api.

Tujuan lain tradisi ini adalah menetralisir kekuatan negatif dari alam serta menghilangkan sifat buruk pada diri manusia sebelum ia merayakan Catur Brata Penyepian dan supaya alam juga menjadi seimbang serta tercapai keharmonisan dan eratnya tali persaudaraan.

Sarana yang digunakan warga adalah api dari daun kelapa kering yang diikat. Tapi apakah tidak berbahaya Sobat Pio? Nah menariknya, tidak ada masyarakat yang terluka meskipun menggunakan sarana api. Fakta menarik lainnya, peperangan tersebut tidak menimbulkan amarah ataupun dendam diantara masyarakat.

Kesimpulannya adalah setiap tradisi yang ada pasti memiliki tujuan tertentu, dan setiap tradisi itu memiliki ciri khas dan keunikan. Kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah menghormati dan melestarikan tradisi dan budaya yang ada. (RED_DRY)

Sumber : http://punapibali.com

Masa Depan Kebudayaan Nusantara dalam Genggaman Generasi Muda


Hai, Sobat Pio! Kali ini kita akan membahas mengenai kebudayaan nusantara di masa depan dalam kekuasaan generasi muda. Sebagai negara kepulauan Indonesia tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, tetapi juga keanekaragaman budaya serta peninggalan sejarah yang memukau perhatian dunia. Di negara ini terdapat banyak sekali budaya yang berbeda disetiap daerahnya, mereka mempunyai ciri khas atas kebudayaan yang mereka punya. Bahkan ada beberapa daerah yang budayanya dikenal oleh orang luar negara.

Selain itu, Indonesia setidaknya memiliki 742 bahasa, dan terdiri atas berbagai suku bangsa yang jumlahnya 478 suku bangsa. Tentunya ini keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Tidak hanya itu saja, Indonesia juga memiliki aneka ragam pakaian adat, alat musik, rumah adat, serta kuliner dari khas daerah masing-masing.

Kebudayaan ada di tengah masyarakat, terefleksikan melalui tingkah laku, dan dipelajari melalui interaksi sosial yang kompleks. Kebudayaan juga dapat dimaknai sebagai seni hidup atau kehidupan sosial yang merupakan hasil dari interaksi sesama manusia sebagai individu atau kelompok. Karena kebudayaan bersifat “dipelajari”, artinya kebudayaan perlu terus diturunkan, dikomunikasikan, dan diajarkan oleh masyarakat kepada generasi berikutnya. Jika tidak, bukan tidak mungkin suatu kebudayaan akan punah secara perlahan dan tergantikan oleh kebudayaan lain.

Budaya Indonesia memiliki peran penting yaitu sebagai pijakan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain kebesaran suatu bangsa bisa terukur apabila nilai-nilai kulturalnya telah mendarah daging dalam sendi kehidupan masyarakatnya. Sehubungan dengan budaya, maka revitalisasi budaya suatu cara, proses, dan perbuatan untuk menghidupkan kembali budaya-budaya lokal sebagai eksistensi budaya nasional agar tidak punah dan dilupakan. Artinya revitalisasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan agar tetap hidup dan berkembang.

Nah, itu tadi kebudayaan nusantara di masa depan dalam genggaman generasi muda. Jadi, mulai sekarang Sobat Pio harus selalu bisa menjaga kebudayaan di negara Indonesia agar budaya kita tetap terjaga. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. [RED_RZK]

Sumber : https://timesindonesia.co.id

Hilangkan Rasa Gengsi agar Budaya Bangsa Tetap  Abadi


Hai, Sobat Pio! Kali ini kita akan membahas cara agar budaya bangsa tetap abadi. Indonesia telah dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya daerah atau lokalnya. Dengan banyaknya budaya daerah yang dimiliki bangsa Indonesia, masyarakat wajib untuk melestarikan budaya daerah yang ada di sekitarnya.
Melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik dan modern. Hal ini bukan berarti kita menutup rapat untuk tidak mengenal budaya asing. Namun harus lebih selektif lagi karena banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Padahal budaya lokal sebenarnya dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman, selagi tidak meninggalkan ciri khas dari budaya aslinya. Hanya saja bagaimana cara kita dapat mengadaptasikan budaya lokal di tengah perkembangan zaman yaitu era globalisasi.
Budaya nusantara harus menjadi tuan di negeri sendiri, sehingga masyarakat tidak mengalami kepanglingan terhadap budaya asli daerah. Memajukan kebudayaan sudah disematkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 32 ayat 1, yang menyebutkan negara Indonesia memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
Sehingga kebudayaan nusantara tidak musnah dan tetap bertahan. Maka dari itu kita sebagai generasi penerus, sudah seharusnya ikut serta dalam melestarikan kebudayaan lokal. Banggalah dengan budaya nusantara yang kita miliki dengan menghilangkan rasa gengsi agar budaya bangsa tetap abadi. Terlebih di zaman yang serba canggih ini sudah saatnya generasi milenial bangkit untuk sebar dan viralkan keunikan ini pada dunia luar.
Tidak kalah penting adalah menanamkan nilai kebudayaan bangsa kepada generasi milenial. Sehingga kebudayaan nusantara tidak musnah dan tetap bertahan, mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan budaya orang lain, serta mempratikkan budaya dalam kehidupan sehari hari.
Jadi Sobat Pio, kita harus tetap bisa melestarikan budaya yang kita miliki misalnya dengan cara menghilangkan rasa gengsi atau malu terhadap kebudayaan yang kita miliki. Singkatnya pengelolaan kekayaan budaya merupakan cara kita bagaimana budaya bisa dipahami, dilindungi, dilestarikan, dan dikembangkan. (RED_RZK)

Sumber: https://jatengprov.go.id/

Estetika Karya Seni, Fungsi, Manfaat, Aspek dan Unsur


Hai, Sobat Pio! Sebagian besar dari kalian pasti menyukai keindahan. Keindahan termasuk ke dalam bagian dari kehidupan kita. Oleh sebab itu, estetika selalu berdampingan dengan kehidupan. Tapi, apakah kalian tahu apa itu estetika? Estetika adalah suatu hal yang mempelajari keindahan dari suatu bentuk objek atau daya impuls dan pengalaman estetik dari penciptaan dan pengamatannya. Estetika juga dianggap sebagai cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan yang didalamnya ada seni dan alam semesta. Dengan estetika ini kita akan mengutamakan nilai estetika setiap pembuatan karya seni. Kita juga lebih menghargai apapun bentuk karya seni. Selain itu, estetika juga dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai keindahan suatu obyek. Serta, dengan estetika kita juga dapat mengekspresikan reaksi emosi.

Nilai estetika memiliki makna atau arti yang berbeda pada setiap orang karena setiap orang memiliki penilaian serta kriteria estetika yang berbeda-beda. Mempelajari estetika juga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Estetika sangat penting dipelajari terutama bagi mereka yang bekerja ataupun menyukai dunia seni, beberapa manfaat estetika antara lain:

Memperdalam arti tentang rasa indah dan memperdalam tentang kesenian.
Memperkuat kemampuan mengapresiasi atau menghargai.
Memperluas pengetahuan seni dan menyempurnakanpengertian tentang unsur-unsur objektif.
Membangkitkan rasa keindahan.
Memperkuat rasa cinta terhadap seni dan memperkuatrasa cinta terhadap kebudayaan bangsa.
Membantu memperkuat perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
Memperdalam pengertian wujud kesenian dengan tata kehidupan dalam bermasyarakat.              
Memantapkan kemampuan untuk menilai karya seni

Terdapat tiga aspek estetika yang digunakan sebagai acuan untuk menilai karya seni, yaitu pertama ada absolutisme, absolutisme merupakan bentuk penilaian dari sebuah karya seni yang memiliki sifat tidak dapat ditawar ataupun diganggu gugat. Bentuk dari penilaian satu ini berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Anarki adalah bentuk penilaian kedua yang didasarkan pada pendapat setiap orang dan sifatnya adalah subyektif serta tidak perlu lagi adanya bentuk pertanggungjawaban. Relativisme yaitu aspek ketiga dalam estetika, relativisme merupakan bentuk penilaian seseorang yang sifatnya adalah tak mutlak atau tidak absolut serta masih memiliki sifat obyektif. Maka, artinya penilaian tersebut masih mempertimbangkan banyak hal dengan segala peraturan yang berlaku.

Terdapat beberapa unsur penting dalam pembuatan estetika yaitu tema, bentuk, warna dan juga motif hias. Tema merupakan suatu ide atau gagasan yang ingin disampaikan pembuat objek atau karya seni kepada orang lain. Setelah unsur tema, terdapatbentuk, unsur ini sangat berpengaruh dalam daya tarik suatu objek. Bentuk objek terdiri dari 2 jenis, yaitu 2 dimensi dan 3 dimensi. Warna sangat mempengaruhi keindahan suatu objek. Umumnya, warna dipilih dengan disesuaikan oleh orang yang akan menggunakannya. Motif hias juga termasuk dalam unsur estetika. Motif hias yaitu gambar atau pola yang menjadi hiasan pada suatu objek maupun produk. Tujuan penambahan motif ini dapat menambah nilai estetika pada objek tersebut. Nah, itu tadi merupakan pengertian dan beberapa unsur penting di dalam estetika. (RED_SYL)

Sumber:-https://www.kompas.com/