3 Ciri Utama Orang Munafik


Hai Sobat Pio! Munafik merupakan salah satu sifat tercela. Dalam sejarah Islam, munafik disebut sebagai orang yang ragu-ragu mengikuti perintah Allah SWT dan rasul-Nya.

Mengutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV karya Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin, golongan orang munafik disebut dengan munafikun. Kata munafik berasal dari bahasa Arab yaitu munafiq yang artinya orang munafik.

Seseorang yang memiliki perangai munafik akan mengakui dengan lidah namun mengingkari dengan hati. Ucapan orang yang munafik ini tidak sesuai dengan tindakannya.

Serigala berbulu domba menjadi salah satu ungkapan yang diberikan kepada orang munafik. Saking bahayanya sifat munafik, dalam Al-Qur’an ada sebuah surat yang dinamai Al Munafiqun. Melalui surat tersebut, Allah mengungkapkan sifat-sifat orang munafik.

Selain itu, dalam surat At Taubah ayat 68, Allah juga memberikan ancaman terhadap orang-orang munafik. Allah SWT berfirman :

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ هِىَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ

Arab latin: Wa’adallāhul-munāfiqīna wal-munāfiqāti wal-kuffāra nāra jahannama khālidīna fīhā, hiya ḥasbuhum, wa la’anahumullāh, wa lahum ‘ażābum muqīm

Artinya: “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal,”

Menurut buku Membongkar Ciri Kaum Munafik: Tafsir Surah al-Jumu’ah dan al-Munafiqun yang disusun oleh Sayid Ali Khamene’i, Syekh Nashir Makarim Syirazi, dan Syekh Ja’far Subhani disebutkan bahwa munafik adalah sikap menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang disembunyikan.

Lantas, apa saja ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang munafik? Simak pembahasannya di bawah ini.

3 Ciri Utama Orang MunafikDalam sebuah hadits, diterangkan terkait ciri utama orang munafik. Berikut bunyi hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

“Tanda-tanda munafik ada tiga yaitu apabila berkata dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berlaku khianat,” (HR Bukhari dan Muslim).

Merujuk pada sumber yang sama yaitu Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV, berikut penjabarannya mengenai hadits di atas.

  1. Berdusta dan Berbohong. Berdusta sama artinya dengan berbohong. Artinya, seseorang yang munafik akan mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain. Orang yang suka berbohong tidak disukai oleh sekitar dan diragukan semua perkataannya.
  2. Ingkar Janji. Ciri orang munafik lainnya ialah ingkar janji. Apabila kita berjanji, kita harus memenuhi janji itu, jika tidak maka kita tergolong ke dalam orang yang munafik. Bahkan, dalam surat Al Isra ayat 34 Allah SWT berfirman,”… dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya,” (QS Al Isra: 34).
  3. Khianat. Khianat merupakan sifat yang sangat dibenci dan diharamkan. Orang yang munafik tentu memiliki sifat khianat yang artinya menyia-nyiakan kepercayaan orang yang telah mempercayainya. Seseorang dengan sifat khianat akan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Sekian artikel religi pada hari ini semoga kita dijauhkan dari sifat munafik karena sifat munafik adalah sifat yang dibenci Allah SWT. (RED_RHN) Sumber: https://www.detik.com

Kebaikan hati dalam berqurban menurut ajaran islam pada hari raya idul adha


Hai, Sobat Pio! Hari Raya Idul Adha adalah salah satu perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada hari ini, umat Muslim merayakan kisah Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, berqurban menjadi salah satu amalan penting yang dilakukan pada hari raya ini. Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, berqurban juga memiliki banyak kebaikan hati yang sejalan dengan ajaran Islam.

  • Menunjukkan Rasa Syukur. Berqurban adalah bentuk syukur atas karunia Allah SWT yang diberikan kepada kita. Dengan menyembelih hewan qurban, menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Hal ini juga mengingatkan kita bahwa seharusnya selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita.
  • Membantu Sesama. Berqurban juga merupakan bentuk kebaikan hati kepada sesama. Dengan membagikan daging qurban kepada orang yang membutuhkan, kita dapat membantu mereka yang kurang beruntung dan mempererat tali persaudaraan sesama umat Muslim. Hal ini juga dapat memberikan kebahagiaan dan kepuasan hati bagi kita sendiri karena dapat membantu sesama.
  • Menumbuhkan Rasa Ikhlas. Berqurban juga dapat menumbuhkan rasa ikhlas dalam hati kita. Dalam berqurban, kita harus menjalankan semua tahapan dengan ikhlas dan tulus. Dari memilih hewan qurban, menyembelih, dan membagikan daging, semuanya harus dilakukan dengan niat yang benar-benar ikhlas dan tulus. Ini juga mengajarkan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu dengan niat yang suci dan tulus.
  • Mengajarkan Kepedulian terhadap Lingkungan. Berquran juga mengajarkan kita untuk peduli terhadap lingkungan. Dalam memilih hewan qurban, kita harus memastikan bahwa hewannya sehat dan tidak merusak lingkungan sekitar. Selain itu, dalam menyembelih hewan qurban, kita harus memperhatikan tata cara penyembelihan yang baik dan benar agar tidak merusak lingkungan sekitar.

Nah, jadi itu tadi Sobat Pio pembahasan mengenai kebaikan hati dalam berqurban di hari Raya Idul Adha. Dalam kesimpulannya, berqurban adalah bentuk kebaikan hati yang sangat penting bagi umat Muslim pada Hari Raya Idul Adha.

Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, berqurban juga memiliki banyak kebaikan hati yang sejalan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjalankan amalan ini dengan penuh keikhlasan dan tulus hati. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RZK)

Sumber: https://www.kompas.tv 

Asbabun Nuzul


Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al-Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan asbabun nuzul.

Asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al-Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan “nuzul”. Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.

Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman) menjelaskan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran. Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits.

Ada perbedaan redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian tersebut.

Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al-Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas.

Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2 macam. Sebagai berikut:

1. Ta’addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid

Ta’addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu.

2. Ta’adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid

Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat.

Imam As-Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi’in serta penukilan Al-Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan.

Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat bagi Sobat Pio semua dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya (RED_RHN)

Sumber: https://news.detik.com

 

 

Meningkatkan Kualitas Ibadah dengan Memahami Makna Bacaan Al-Qur’an


     Hai, Sobat Pio! Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman utama dalam menjalankan ibadah. Namun, seringkali kita hanya membaca Al-Qur’an tanpa memahami maknanya dengan benar. Padahal, memahami makna bacaan Al-Qur’an sangat penting untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.

     Salah satu cara untuk memahami makna bacaan Al-Qur’an adalah dengan mempelajari tafsir Al-Qur’an. Tafsir Al-Qur’an merupakan penjelasan tentang isi dan makna Al-Qur’an, baik dari segi bahasa maupun kandungan. Dengan mempelajari tafsir Al-Qur’an, kita bisa mengetahui arti sebenarnya dari setiap ayat Al-Qur’an dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

     Selain itu, kita juga bisa memahami makna bacaan Al-Qur’an dengan mengikuti kajian Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh para ulama. Dalam kajian tersebut, kita bisa bertanya langsung kepada para ulama tentang makna bacaan Al-Qur’an yang kurang dipahami. Kajian Al-Qur’an juga bisa menjadi sarana untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama muslim dalam memahami Al-Qur’an.

     Tidak hanya itu, kita juga bisa memahami makna bacaan Al-Qur’an dengan membaca terjemahan Al-Qur’an. Terjemahan Al-Qur’an bisa membantu kita untuk mengerti arti kata-kata dalam Al-Qur’an dengan mudah. Namun, terjemahan Al-Qur’an sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya referensi dalam memahami Al-Qur’an, karena terjemahan tidak selalu bisa menggambarkan makna yang tepat dari ayat Al-Qur’an.

     Dengan memahami makna bacaan Al-Qur’an, kita bisa meningkatkan kualitas ibadah kita. Kita bisa lebih khusyuk dalam melaksanakan sholat, karena kita tahu arti dari ayat yang kita baca. Kita juga bisa lebih mudah memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

     Nah, itu tadi Sobat Pio pembahasan mengenai meningkatkan kualitas ibadah. Maka dari itu, mari kita perbanyak memahami makna bacaan Al-Qur’an dengan cara yang tepat. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_RZK)

Sumber: https://kemenag.go.id

Sholat Dhuha Sebelum Belajar


Hai, Sobat Pio! Siapa nih yang sudah sering menjalankan sholat dhuha di rumah ataupun saat di sekolah? Sholat dhuha memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari lho, selain itu sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang diyakini dapat memudahkan rezeki bagi siapa saja yang mengerjakannya.

Kebanyakan umat muslim melaksanakan sholat dhuha karena memiliki hajat untuk dilancarkan rezekinya oleh Allah SWT. Sholat dhuha dapat dilaksanakan pada waktu dhuha (pagi hari) ketika matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya hingga menjelang dzuhur dan minimal pengerjaannya dua rakaat ya Sobat Pio. Apalagi jika kita menjalankan sholat dhuha sebelum kegiatan belajar mengajar, berikut adalah beberapa manfaat sholat dhuha yang bisa kita peroleh :

  1. Rasa segar dan fresh. Fresh dan segar bisa kita rasakan, karena shalat dhuha tentu diawali dengan berwudhu. Berwudhu tentu menggunakan air untuk membasuh beberapa bagian tubuh, terutama bagian muka. Hal itu akan membuat tubuh kita menjadi segar dan terasa fresh hingga menghilangkan rasa kantuk yang mendera di pagi hari.
  2. Menciptakan ketenangan dan kedamaian. Dengan shalat dhuha sebelum belajar, maka kita akan lebih konsentrasi dalam belajar dan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh  guru.
  3. Muncul aura positif. Dengan munculnya aura positif, kita bisa lebih semangat untuk belajar dan semangat saat melakukan semua kegiatan yang ada di sekolah.
  4. Keutamaan shalat dhuha yang sudah tak diragukan lagi. Ibadah hanya dua rakaat namun mendapat balasan yang luar biasa besarnya (berpahala sedekah 360x lipat, diberi kecukupan dan berpahala haji).

Nah Sobat Pio, itu tadi beberapa manfaat sholat dhuha yang bisa kita lakukan sebelum kegiatan belajar mengajar. Mari kita biasakan untuk sholat dhuha di pagi hari, jika sudah terbiasa akan menjadi kebiasaan yang baik. Tentunya kita juga  mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari  Allah SWT. Yuk ajak teman-teman kalian untuk melaksanakan sholat dhuha berjamaah di sekolah, agar bisa mendapatkan manfaatnya bareng-bareng. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_ANY)

sumber : https://www.gramedia.com

 

 

 

 

 

 

Pandangan Islam terhadap Kemajuan Teknologi


Hai Sobat, Pio! Di dalam artikel ini, kita akan membahas tentang seperti apa pandangan islam terhadap kemajuan teknologi. Dan akankah kemajuan teknologi tersebut dapat menyebabkan hal-hal yang melanggar Syariah Islam? Kita harus tahu terlebih dahulu, maksud dan tujuan kita dalam mengerjakan atau menerapkan kemajuan teknologi tersebut. Jika maksud dari menerapkan kemajuan teknologi untuk melakukan suatu hal yang negatif, maka sudah jelas akan melanggar Syariah Islam.

Dalam islam, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu keharusan dan harus sesuai dengan pandangan Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa pandangan Islam, maka akan terjadi kekacauan, baik secara fisik maupun secara nonfisik.

Peran islam dalam perkembangan IPTEK ada dua nih Sobat Pio, yang pertama yaitu menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam. Paradigma Islam menyatakan bahwa, Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi.

Bagi Islam, sains dan teknologi termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaanya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai Khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ketentuan halal-haram wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

Nah, jadi kesimpulan dari pembahasan di atas, adalah Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisis-analisis yang teliti, obyekitf , dan tidak bertentangan dengan dasar Al-Qur`an. Sekian sedikit pembahasan tentang pendangan islam terhadap perkembangan teknologi. Sekian artikel hari ini, semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_AYD)

Sumber : https://jurnal.iainpalu.ac.id

Arti Idul Fitri dan Tradisi Uniknya di Indonesia


Hai, Sobat Pio! Pastinya setiap tahun umat muslim di seluruh dunia merayakan keistimewaan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Tepat pada 22 April 2023 pemerintah Indonesia menetapkan sebagai Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Walaupun ada sebagian yang merayakannya pada tanggal 21 April 2023, itu semua tergantung ketentuan pada setiap daerahnya masing-masing. Sobat Pio,  pastinya kebanyakan dari kita familiar menyebut Idul Fitri dengan istilah lebaran. Istilah lebaran memang sudah cukup populer dan identik di Indonesia. Lalu apa arti dari Idul Fitri dan lebaran itu?

Jika dilihat dari gabungan katanya, Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu id dan al-fitri. Id berasal dari Aada – ya’uudu, artinya kembali. Sedangkan, kata al-fitri memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci artinya bersih dari segala dosa, kesalahan, dan keburukan. Umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi.

Sedangkan arti lebaran  menurut M.A. Salamun, seorang sastrawan di era 1960-an menganggap istilah lebaran berasal dari tradisi hindu, yang artinya selesai, usai, atau habis. Namun ada juga yang beranggapan bahwa istilah ini merupakan metafora bagi umat muslim untuk saling berlapang dada dan ikhlas sehingga dianjurkan untuk saling memaafkan terhadap sesama. Faktanya hingga saat ini, belum ada sumber otentik tertulis terkait asal kata lebaran dan sejak kapan istilah ini mulai dipakai. Yang jelas, istilah lebaran tidak dikenal dalam bahasa Arab. Itulah mengapa istilah ini erat kaitannya dengan pengaruh budaya di Indonesia. Berikut adalah beberapa tradisi Idul Fitri di Indonesia yang masih dilakukan hingga saat ini:

  1. Mudik / Pulang Kampung
  2. Ketupat
  3. Malam takbiran
  4. Ziarah ke makam
  5. Parcel atau hampers lebaran
  6. THR
  7. Halal bi halal

Demikian pembahasan mengenai arti dari Idul Fitri dan beberapa tradisi lebaran yang identik dilakukan oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia. Semoga bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai jumpa di edisi selanjutnya. (RED_DRY)

Sumber: http://www.cimbniaga.co.id

Keistimewaan Malam Lailatul Qadar


Hai, Sobat Pio! Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan. Ibadah yang dilakukan pada malam ini lebih utama daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan yang tanpa ada Lailatul Qadar di dalamnya. Dengan adanya Lailatul Qadar, umat Nabi Muhammad Saw berkesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar, di karenakan malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh berkah, dan diyakini sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Lailatul Qadar juga merupakan malam ketika Allah menurunkan Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

نَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”

Sobat Pio, Keutamaan malam Lailatul Qadar telah dijelaskan dalam Al-Qur’an maupun hadits. Malam ini dapat dijumpai pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Pendapat ini didasarkan atas hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda:

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ

Artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR. Bukhari & Muslim).

Selain menjadi malam yang lebih baik dari 1000 bulan, ada beberapa keistimewaan lain yang perlu kita ketahui tentang malam Lailatul Qadar. Beberapa alasan yang membuat malam ini begitu istimewa adalah sebagai berikut :

  • Malam turunnya Al-Qur’an
  • Malam pencatatan takdir tahunan
  • Malam penuh keberkahan
  • Turunnya para malaikat ke bumi
  • Malam keselamatan dan setan tak bisa mengganggu

Nah, itu dia sedikit pengertian dan juga beberapa keistimewaan yang ada pada malam Lailatul Qadar. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_AWW)

Sumber : https://kompas.com

Sejarah Puasa Ramadhan


Hai, Sobat Pio! Kalian sudah tau belum sejarah dari puasa ramadhan? Puasa sendiri adalah rukun islam yang ke 3 yang wajib dilaksanakan umat muslim. Puasa adalah kewajiban untuk menahan diri dari makanan, minuman , ataupun semua perilaku dan pemikiran buruk, di antara waktu terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Jadi saat puasa tidak hanya makanan atau minuman yang dapat membatalkan, tapi niat buruk, perbuatan buru, kata kasar dsb.

Lalu, Sobat Pio tau tidak sejarah puasa? Sebelum agama Islam ada dan disebarkan oleh Nabi Muhammad, Nabi Daud AS sudah menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa Nabi Daud yaitu sehari puasa besoknya tidak dan seterusnya. Bangsa Yunani biasanya berpuasa sebelum terjun ke medan perang. Dan bangsa Romawi berpuasa supaya mendapatkan kekuatan fisik, serta mengajarkan kesabaran dan ketabahan. Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi melaksanakan puasa. Orang Yahudi Madinah melaksanakan puasa setiap 10 Muharram. Pada tanggal itu, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun.

Awalnya, siapa pun yang ingin berpuasa boleh melakukannya, dan siapa pun yang ingin membatalkan puasanya diperbolehkan dan hanya perlu menggantinya dengan memberi makan orang miskin. Namun akhirnya, Allah memerintahkan seluruh umat yang sehat dan tidak dalam perjalanan untuk berpuasa dan tidak boleh memilih untuk berbuka hingga matahari terbenam. Bagi mereka yang lanjut usia, masih diberikan keringanan untuk berbuka dengan syarat tetap memberikan makanan untuk orang miskin.

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”

Sebelum turunnya ayat yang mewajibkan puasa Ramadhan, umat Islam biasa berpuasa wajib pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal dengan hari Asyura. Pertama kali diwajibkan untuk berpuasa oleh Allah SWT bagi umat Islam terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru saja menerima perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah. Namun, pelaksanaan puasa Ramadhan yang diwajibkan bagi umat Islam dilakukan secara bertahap. Seperti yang disebutkan dalam Alquran dan Hadits Nabi SAW. Surat Al-Baqarah ayat 183.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah: 183).

Itu tadi adalah sejarah adanya puasa ramadhan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa diedisi selanjutnya. (RED_PLP)

Sumber : https://www.kompas.com

Memperingati Nyepi Bulan Maret


Hai, Sobat Pio! Tidak lama lagi kita bertemu dengan yang namanya akhir bulan. Sebelum itu, di bulan Maret tahun 2023 atau lebih tepatnya pada tanggal 22 nanti akan diadakan cuti bersama.  Pada tanggal tersebut adalah Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Maka dari itu pemerintah mengadakan cuti bersama untuk hari raya keagamaan.

Hari Nyepi merupakan hari raya keagamaan oleh umat Hindu. Oh, ya Sobat Pio sama seperti umat lainnya yang memperingati hari raya keagamaan, umat Hindu saat hari raya Nyepi juga mempunyai tradisi. Saat hari Nyepi tiba, para umat Hindu di Bali melakukan beberapa hal seperti, mengendalikan diri dengan tidak bepergian, tidak bekerja, melakukan puasa, dan menghindari aktivitas yang dapat mengotori raga selama 24 jam yang akan dilakukan pada pukul 05.00 WIB pagi, hingga 05.00 WIB di pagi hari keesokannya.

Selain itu, ada lagi tradisi yang dilakukan umat Hindu saat Nyepi, yaitu :

1.Upacara Melasti atau Mekiis

Fungsi acara ini untuk menyucikan peralatan upacara dan umat Hindu yang akan melaksanakan ritual catur brata penyepian saat hari Nyepi. Mereka membawa perlengkapan saat upacara ke pantai atau sungai untuk disucikan, karena menurut mereka air tersebut dipercaya dapat membersihkan kotoran.

2.Upacara Tawur Agung

Upacara tawur agung, tawur kesanga, atau upacara pengrupukan dilaksanakan sehari sebelum melakukan Nyepi, tepatnya pada waktu pergantian tahun menurut perhitungan Hindu Bali. Upacara itu dilakukan agar alam semesta dan manusia tidak terkena gangguan Bhuta Kala.

3.Nyepi

Saat hari Nyepi ini tiba, mereka hanya akan melakukan renungan agar kembali ke jati diri mereka masing-masing. Tidak ada penerangan dari listrik ataupun api, tidak melakukan aktivitas fisik, tidak bepergian ke manapun, dan tidak sedang liburan untuk bersenang-senang.

4.Ngembak Geni

Setelah hari raya Nyepi, keesokannya para umat Hindu berkunjung ke rumah tetangga, saudaranya, atau temannya untuk saling meminta maaf.

Selain itu, perlu kalian ketahui cuti bersama ini dilakukan untuk memenuhi asas keadilan kepada setiap hari raya keagamaan. Jadi, Sobat Pio, selain kita tahu tentang agama-agama yang ada di Indonesia, kita juga harus bisa menghargai dan bersikap adil kepada siapapun. Sekian artikel hari ini semoga bisa bermanfaat buat Sobat Pio dan sampai bertemu di edisi selanjutnya. (RED_ALY)

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/